Entahlah

novel entahlah

Genre
Sci-fi, Fiction,

Sinopsis
Thoni adalah seorang pemuda yang terbuang dari keluarganya. Ia benar-benar diusir karena ulah yang sebenarnya tidak pernah Ia lakukan. Ia di fitnah oleh seorang gadis yang jatuh cinta Kepadanya.

Akibatnya, Thoni harus pergi jauh dari kota asal dan keluarganya untuk melanjutkan kehidupan di perantauan

Membuka Lembaran Baru

"Kamu munafik... Kamu munafik... "

Kata-kata itu masih terngiang jelas di gendang telinga Thoni, meski hampir dua tahun lamanya kalimat menyakitkan itu keluar dari dua selah bibir gadis yang sangat Ia sayangi.

dan bisa jadi itu tak akan pernah terlupakan sepanjang masa hidupnya. yang jelas kata-kata itu membuatnya harus hijrah dari kota kelahirannya.

Sekarang Thoni sudah mulai tenang meskipun momen-momen menyakitkan itu tak akan pernah terlupakan. Di kota ini, Ia kembali membuka lembaran kehidupan baru, jauh dari orang-orang yang mengenalnya, bahkan keluarganya pun mungkin enggan untuk mencari tahu keberadaannya.

di dalam kamar kos kecil itu, Thony kembali merajut asa. Sebuah kamar dengan ukuran 2,5x2,5 M tersebut terdapat sebuah kasur lusuh. Tampaknya bekas dari penghuni kos sebelumnya. Baginya itu sudah cukup menghangatkan tubuh kala tidur malamnya.

Selain kasur lusuh, televisi 14 Inch juga ada disana. Sumber hiburan satu-satunya yang Ia miliki saat ini. Ya Dia tidak memiliki smartphone canggih yang ngetrend dewasa ini, Dia hanya memiliki sebuah HP jadul Nokia 1112. Hanya ponsel itu yang mampu Ia beli. Terlepas Dia berasal dari keluarga berada,namun Dia meninggalkan rumahnya tanpa membawa uang sepeserpun. Adanya televisi tersebut memberikan efek keramaian dari suara yang dikeluarkannya, setidaknya kesepian yang menggelayut dalam hatinya sedikit tertutupi.

Yang jelas, saat ini Dia benar-benar berada di titik terendah dalam kehidupannya. Hal ini membuatnya semakin membulatkan tekad bahwa Dia harus sukses, Dia harus mampu membuktikan kepada siapapun yang pernah meremehkan kemampuannya.

Sementara itu, Jam dinding menunjukkan pukul 21.24. Dia segera merebahkan badan letihnya setelah 12 jam kerja. Thony bekerja di sebuah Kaffe yang berada tepat di keramaian kota. Letaknya yang strategis otomatis menjadi sasaran pengunjung. sebagai pelayan Kaffe memaksanya wara-wiri mengantarkan pesanan customer yang membuat kakinya benar-benar hampir mati rasa.